BASE Entertainment Berencana Besar di 2024 setelah Memperkaya Film & Serial Indonesia di 2023

Bioskop Indonesia di tahun 2023 berhasil menggaet 54,5 juta penonton, berdasarkan data dari analis industri Bicara Box Office di awal tahun ini. Dari jumlah ini, kesuksesan Petualangan Sherina 2 pun patut digarisbawahi melihat nama-nama film terlaris tahun lalu dipenuhi film horor, dari Sewu Dino, Di Ambang Kematian, hingga Waktu Maghrib.

Hanya Petualangan Sherina 2 lah film bergenre petualangan, dan bahkan musikal, yang mampu menyaingi pendapatan genre horor dan romansa yang dicintai masyarakat. Mengingat bahwa hanya ada delapan film di antara lebih dari 100 film Indonesia tahun ini yang berhasil meraup lebih dari 2 juta penonton, total penonton Petualangan Sherina 2 ini menunjukkan kesuksesan BASE Entertainment sebagai perusahaan produksi film yang karya-karyanya tidak hanya berkualitas, namun juga menguntungkan.

“IP (intellectual property) adalah jiwa dan salah satu nafas penting bagi BASE Entertainment. Oleh karenanya, kami ingin terus mencari IP yang memiliki potensi besar dan berkomitmen untuk menggarapnya dengan sepenuh hati agar mencapai hasil maksimal berstandar global,” papar co-CEO dan Founder BASE Entertainment Aoura Lovenson.

Keseriusan BASE Entertainment di pengembangan IP pun terlihat dari tim mereka. Ratih Kumala sendiri merupakan head writer di dalam keluarga besar BASE Entertainment, sehingga menandakan komitmen studio ini atas keberlanjutan kualitas karya-karya mereka.

Telah sepenuhnya pulih dari pandemi COVID-19, bioskop Indonesia pun mengalami perkembangan pesat. Cinema XXI, sebagai contoh, memperoleh pendapatan sebesar Rp 2,4 triliun pada paruh pertama 2023 atau tumbuh 22,0% setelah mereka melakukan penawaran umum saham perdana (IPO), berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia pada 29 Agustus.

Langkah Cinema XXI untuk melakukan IPO ini menunjukkan kepercayaan mereka terhadap audiens Indonesia yang kini semakin mengejar film yang tayang di bioskop. Pendapatan tiket bioskop XXI sendiri berkontribusi hingga 60,2% dari keseluruhan pendapatan mereka, dengan jumlah penonton yang meningkat 22,3% dari paruh pertama 2022 per Agustus dengan total 36,9 juta penonton.

CGV, salah satu cabang bioskop terbesar di Indonesia, juga mencatat kenaikan 9,21 persen year-on-year (YoY) dari pendapatannya tahun lalu. CGV menoreh pemasukan sebesar Rp533,96 miliar per bulan Agustus ini.

Cabang bioskop lain seperti Cinepolis dan Cineplex turut memanaskan persaingan dengan jumlah layar mereka yang kian meningkat. BASE Entertainment pun mencatat 18 bioskop independen dengan hampir 60 layar di sepanjang Indonesia.

Dengan peta persaingan ini, tidak heran apabila perfilman Indonesia akan semakin berkembang di tahun 2024.

Nilai finansial dan budaya di 2024

Secara finansial, nilai keuntungan yang BASE Entertainment peroleh di tahun 2023 telah nampak dari Petualangan Sherina 2 dan Gadis Kretek.

Namun selain itu, dari segi cultural impact atau pengaruh budaya, BASE Entertainment sebagai studio film pun mampu memilih proyek yang berhasil mendapat cinta dan perhatian penuh dari masyarakat Indonesia, terlihat dari peringkat pertama di Netflix yang diperolehnya selama satu bulan penuh.

Pengaruh Gadis Kretek di budaya populer dapat terlihat dari ribuan post di X, nama baru Twitter, yang interaksinya mencapai angka ratusan ribu. Potongan klip Gadis Kretek di platform media sosial lain seperti TikTok pun mencapai hingga 700 ribu jumlah tontonan, dengan ini menjadikannya pusat perbincangan di kalangan pengguna media sosial.

Serial ini juga mendapat pujian dari segi kualitasnya, terlihat dari ulasan internasional seperti Decider yang merekomendasikan Gadis Kretek dan menyebutnya sebagai ilustrasi yang baik mengenai latar industri rokok Indonesia di dalam balutan romansa.

Rusli Eddy pun menyetujui di Forbes bahwa serial “premium” atau berkualitas tinggi seperti Gadis Kretek telah memberikan lanskap yang lebih luas untuk pencipta film.

“Saya rasa itu juga merupakan tujuan Netflix: untuk bekerja dengan para pencipta film lokal dalam mengeksplor beragam genre dan tema di seluruh Indonesia,” ujar sang content lead platform over-the-top (OTT) internasional tersebut.

Seruan dari Netflix ini menunjukkan bahwa kesuksesan BASE Entertainment tidak hanya sebagai studio film namun juga entitas bisnis: mereka menunjukkan bahwa karya yang diolahnya mampu menarik perhatian para pemain industri streaming service untuk menaruh investasi lebih besar di Indonesia.

Meski begitu, Aoura menganggap pasar film Indonesia merupakan potensi besar yang belum terjamah seluruhnya, mengingat 1 hingga 2 juta penonton sudah merupakan standar sukses di negara berpopulasi lebih dari 270 juta penduduk.

Oleh karena itu, BASE Entertainment berencana banyak di tahun 2024 ini untuk semakin mengedepankan film berkualitas yang juga menjual.

“Di tahun 2024 ini, kami berencana akan kembali merilis karya besar lainnya dari sutradara dan penulis film yang sedang naik daun,” jelas Aoura. “Di antaranya adalah merilis empat film dan setidaknya dua serial baru.”

Salah satunya yang diantisipasi penonton yakni Malam Pencabut Nyawa karya Sidharta Tata, penulis dan sutradara Waktu Maghrib yang menjual 2,4 juta tiket tahun lalu, tepat di bawah Petualangan Sherina 2.

“Apabila kita memberi budget yang sesuai, filmmakers Indonesia pun bisa membuat karya yang sesuai. Sehingga, karya tersebut mampu memperoleh pencapaian tinggi secara bisnis,” Aoura menambahkan.

“BASE Entertainment berkomitmen tinggi untuk terus menciptakan film-film berkualitas global yang dapat dinikmati seluruh masyarakat Indonesia. Komitmen tersebut kami wujudkan dengan mendukung penuh talenta perfilman Indonesia untuk dapat menciptakan karya terbaiknya, mulai dari dukungan penuh secara finansial, proses produksi, distribusi dan lainnya sehingga dapat memperoleh pencapaian bisnis terbaik,” tutup Aoura.

Tentang BASE Entertainment:

BASE ENTERTAINMENT adalah studio berbasis di Singapura dan Indonesia. Didirikan oleh Shanty Harmayn, Aoura Lovenson Chandra, Ben Soebiakto, dan Tanya Yuson, BASE Entertainment berfokus pada kerja sama dengan talenta kreatif papan atas untuk membawa cerita dari Asia ke dunia. Proyeknya mencakup film serta serial untuk berbagai platform.

Beberapa portofolio BASE Entertainment adalah film PEREMPUAN TANAH JAHANAM (IMPETIGORE) karya Joko Anwar, yang diputar perdana di Sundance Film Festival dan memenangkan Festival Film Indonesia, dan GADIS KRETEK (CIGARETTE GIRL), hit pertama Netflix dari Indonesia yang mencapai posisi 10 besar dalam Serial Global.

Selain itu, BASE memproduksi TRESE: The Animated Series, pelopor anime dari Asia Tenggara untuk Netflix; dan menjadi co-produksi PETUALANGAN SHERINA 2, yang memecahkan rekor box office di Indonesia. Saat ini, BASE Entertainment menyiapkan film horor terbarunya bekerjasama dengan sutradara muda berbakat, Sidharta Tata, berjudul Malam Pencabut Nyawa yang akan rilis di tahun 2024.